TfMiBSz8TpMiGSWiBUO5GUriGi==
00 month 0000

Headline:

Momentum Idul Adha, KH. Ismail Ajak Hilangkan Sifat-sifat Tercela

SEMARANG – Wakil ketua MUI Kota Semarang, KH. Ismail menjelaskan bahwa momentum Idul Adha in digunakan manusia untuk menghilangkan sikap-sikap tak terpuji seperti, seperti takabur, kesombongan, kepongahan, yang disebabkan oleh kekuasaan, jabatan, kedudukan dan harta.

Hakikat sifat-sifat tak terpuji tersebut menurutnya adalah semu, bersifat sementara, dan tidak abadi.

“Sama dengan semesta alam yang fana, semua akan hancur pada saat tiba hari qiyamat,” jelas KH. Ismail saat menjadi Khotib Idul Adha di Masjid Al-iman Karonsih Selatan, Ahad (10/7/2022)

Kyai Ismail juga mengajak untuk mengenang peristiwa sejarah yang agung melibatkan dua manusia Rasul Allah yang dikenang sepanjang zaman, yaitu Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as.

Ketika Nabi Ismail a.s, menginjak usia remaja, sang ayah, yaitu Nabi Ibrahim a.s, mendapat perintah langsung dari Allah SWT lewat mimpi bahwa ia harus mengurbankan Ismail putra kesayangannya.

“Tentu, ada konflik batin yang bergolak tejadi pada diri Nabi Ibrahim antara kecintaan kepada anak dan ketaatan memenuhi perintah ilahi. Namun, cintanya kepada Allah jauh lebih besar di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan materi keduniaan lainnya,” sambung Dekan FST UIN walisongo itu.

Nabi Ibrahim a.s, menurutnya mengutamakan perintah Allah yang diwahyukan lewat mimpi, tanpa memperdulikan kosekuensi apa yang akan terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan perintah itu.

Untuk melaksanakan perintah itu, Nabi Ibrahim a.s, mengajak putranya musyawarah dengan berdialog sebagai bentuk komunikasi antara sang ayah dengan anak dalam rangka mendidik serta membina ikatan batin kasih sayang, ketaatan dan kepatuhan.

Sang putra, Ismail sebagai anak yang soleh, patuh dan taat kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya, spontanitas menjawab agar ayahnya melakukan perintah Allah

“Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.(QS. Ash Shoffat : 102)

Apa yang dicontohkan Nabi Ibrahim as. di dalam panggung sejarah peradaban manusia adalah mengurbankan anaknya, secara manusiawi yang menurut naluri dan pikiran orang biasa bahwa tugas itu adalah sesuatu yang amat sulit diterima; akan tetapi bagi keluarga Nabi Ibrahim as. hal itu merupakan kewajiban sebagai wujud sikap tawadlu’, tunduk, patuh, taat, ikhlas, ridlo, tawakkal kepada Allah Swt.

Sikap yang seperti inilah yang menunjukkan jati diri dan akhlakul karimah Nabi Ibrahim as. sehingga dianugerahi oleh Allah Swt sebagai al khalil, Imam, teladan dan model.

Daftar Isi

0Komentar

Formulir
Tautan berhasil disalin